Read more: http://www.caraseoblogger.com/2013/11/cara-menambahkan-animasi-burung-twitter.html#ixzz3fDjw0KfN

dunia

city lights photo: lights output.gif

Senin, 29 Juni 2015

Makalah Portofolio

tataresita26@gmail.com

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Para pakar pendidikan dan psikologi di Indonesia banyak memberikan  pandangan dan analisisnya terhadap mutu pendidikan, tetapi hingga saat ini tidak pernah tuntas, bahkan muncul masalah-masalah pendidikan yang baru. Masalah mutu pendidikan yang banyak dibicarakan adalah rendahnya hasil  belajar peserta didik. Padahal kita tahu, bahwa hasil belajar banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain sikap dan kebiasaan belajar, fasilitas belajar, motivasi, minat, bakat, pergaulan, lingkungan keluarga, dan yang tak kalah pentingnya adalah kemampuan profesional guru dalam melakukan penilaian hasil belajar itu sendiri.
Menyinggung tentang kemampuan profesional guru dalam melakukan  penilaian proses dan hasil belajar, memang masih sangat kurang. Kebanyakan guru melakukan penilaian lebih menekankan pada hasil belajar, sedangkan  proses belajar kurang diperhatikan bahkan cenderung diabaikan. Padahal,  proses belajar sangat menentukan hasil belajar. Disamping itu, guru-guru juga terbiasa dengan kegiatan-kegiatan penilaian rutin yang sifatnya praktis dan ekonomis sehingga tidak heran jika guru banyak menggunakan soal yang sama dari tahun ke tahun. Hal ini sudah dialami oleh mereka (guru) sejak mulai bekerja sebagai guru sampai sekarang. Sebenarnya guru pun sering mengikuti pelatihan tentang evaluasi pembelajaran atau penilaian hasil  belajar, tetapi setelah pelatihan, mereka tetap kembali ke habitat semula, yaitu memberikan tes tertulis, baik dalam formatif maupun sumatif, tanpa melakukan variasi, perbaikan, penyempurnaan atau inovasi dalam pelaksaan  penilaian.
Mengingat cara-cara penilaian selama ini terdapat banyak kelemahan, maka sejak diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetemsi 2004, diperkenalkan suatu konsep penilaian baru yang disebut “penilaian berbasis kelas” (classroom-based assessment) dengan salah satu model atau  pendekatannya adalah “penilaian berbasis portofolio” (portofolio-based assessment), yaitu suatu model penilaian yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mengungkapkan dan menilai peserta didik secara komprehensif, objektif, akurat, dan sesuai dengan bukti-bukti autentik (dokumen) yang dimiliki peserta didik. Implikasi pemberlakuan Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 terhadap pola penilaian  pembelajaran di sekolah adalah:  Pertama, guru dan kepala sekolah harus  berperan sebagai pembuat keutusan (decision maker) dalam perencanaan dan  pelaksanaan kurikulum, termasuk proses pembelajaran.  Kedua, guru harus menyusun silabus yang menjamin terlaksananya proses pembelajran yang terarah dan bermakna.  Ketiga, guru harus melakukan continous-authentic assessment  yang menjamin ketuntasan belajar dan pencapaian kompetensi  peserta didik. Dan pada makalah ini, kita akan membahas mengenai penilaian  portofolio pada proses pembelajaran di kelas.
B.     Rumusan masalah
1.      Apa Pengertian Penilaian Portofolio?
2.      Apa Tujuan dan Fungsi Penilaian Portofolio?
3.      Bagaimana Prinsip dan Karakteristik Penilaian Portofolio?
4.      Apa Jenis dan Bahan Penilaian Portofolio?
C.    Tujuan
1.      Untuk Mengetahui Pengertian Penilaian Portofolio.
2.      Untuk Mengetahui Tujuan dan Fungsi Penilaian Portofolio.
3.      Untuk Mengetahui Prinsip dan Karakteristik Penilaian Portofolio.
4.      Untuk Mengetahui Jenis dan Bahan Penilaian Portofolio.
D.    Manfaat
1.      Bagi mahasiswa dapat mengetahui secara luas tentang evaluasi penilaian portofolio.
2.      Bagi pembaca umum dapat memberikan informasi yang lebih rinci mengenai cara penilaian portofolio.
3.      Bagi guru atau dosen dapat dijadikan salah satu referensi dalam memberikan materi pelajaran kepada siswa dan dapat diterapkan dalam pembelajaran.










BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Penilaian Portofolio
Istilah portofolio (portfolio) pertama kali digunakan oleh kalangan potografer dan artis. Melalui portofolio, para potografer dapat memperlihatkan prospektif pekerjaan mereka kepada pelanggan dengan menunjukkan koleksi pekerjaan yang dimilikinya. Secara umum, portofolio merupakan kumpulan dokumen berupa objek penilaian yang dipakai oleh seseorang, kelompok, lembaga, organisasi atau perusahaan yang bertujuan untuk mendokumentasikan dan menilai perkembangan suatu proses. Dalam dunia usaha, portofolio banyak digunakan untuk menilai keefektifan suatu proses produksi dari jenis produk tertentu. Dalam dunia pendidikan, portofolio dapat digunakan guru untuk melihat perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu berdasarkan kumpulan hasil karya sebagai bukti dari suatu kegiatan pembelajaran. Portofolio juga dapat dipandang sebagai suatu proses sosial pedagogis, yaitu sebagai collection of learning experience yang terdapat di dalam pikiran peserta didik, baik yang berwujud pengetahuan (cognitive), keterampilan (psychomotor) maupun sikap dan nilai (affective). Artinya, portofolio bukan hanya berupa benda nyata, melainkan mencakup “segala pengalaman batiniah” yang terjadi pada diri peserta didik. Portofolio juga dapat digunakan oleh peserta didik untuk mengumpulkan semua dokumen dari ilmu pengetahuan yang telah dipelajari, baik di kelas, di halaman sekolah atau di luar sekolah.
Menurut para ahli, portofolio memiliki beberapa pengertian. Ada yang memandang sebagai benda atau alat, dan ada pula yang memandang sebagai metode/teknik/cara. Portofolio sebagai suatu wujud benda fisik, atau kumpulan suatu hasil (bukti) dari suatu kegiatan, yakni kumpulan dokumentasi atau hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan dalam suatu bundel. Misalnya bundelan hasil kerja peserta didik mulai dari tes awal, tugas-tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, sampai pada tes akhir. Penilaian portofolio beda dengan jenis penilaian yang lain. Penilaian portofolio adalah suatu pendekatan atau model penilaian yang bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam membangun dan merefleksi suatu pekerjaan atau karya melalui pengumpulan (collection) bahan-bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang dibangun oleh peserta didik, sehingga hasil pekerjaan tersebut dapat dinilai dan dikomentasi oleh guru dalam periode tertentu. Jadi penilaian portofolio merupakan suatu pendekatan dalam penilaian kinerja peserta didik atau digunakan untuk menilai kinerja.
Di dalam file portofolio, guru mengumpulkan bukti fisik dan catatan prestasi peserta didik, seperti hasil ulangan, hasil tugas mandiri, serta hasil praktikum. Selain prestasi akademik, isi file juga dapat dikolaborasi dengan lembar catatan prestasi nonakademik, yakni rekaman profile peserta didik yang meliputi aspek kerajinan, kerapian, ketertiban, kejujuran, kemampuan kerja sama, sikap, dan solidaritas.
B.     Tujuan dan Fungsi Penilaian Portofolio
Ø  Tujuan Penilaian Portofolio
1. Menghargai perkembangan peserta didik.
2. Mendokumentasikan proses pembelajaran.
3. Memberi perhatian pada prestasi kerja.
4. Merefleksikan kesanggupan mengambil risiko dan melakukan eksperimentasi.
5. Meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.
6. Bertukar informasi antara orang tua peserta didik dengan guru lain.
7. Mempercepat pertumbuhan kemampuan refleksi diri.
8. Membantu peserta didik merumuskan tujuan.

Ø  Fungsi Penilaian Portofolio
Fungsi
Penilaian
Portofolio
Sumber Informasi bagi Guru
Sebagai Alat Pembelajaran
Sebagai Alat Penilaian Autentik
Sebagai Self-Assessment bagi Peserta Didik
 






 

Selanjutnya, Direktorat PLP-Ditjen Dikdasmen-Depdiknas (2003) mengemukakan bahwa penilaian portofolio dapat digunakan untuk: (a) memperlihatkan perkembangan pemikiran atau pemahaman siswa pada periode waktu tertentu, (b) menunjukkan suatu pemahaman dari beberapa konsep, topik, dan isu yang diberikan, (c) mendemonstrasikan perbedaan bakat (d) mendemonstrasikan kemampuan untuk memproduksi atau mengkreasi suatu pekerjaan baru secara orisinil, (e) mendokumentasikan kegiatan selama periode waktu tertentu, (f) mendemonstrasikan kemampuan menampilkan suatu karya seni, (g) mendemontrasikan kemampuan mengintegrasikan teori dan praktik, dan (h) merefleksikan nilai-nilai individual atau pandangan dunia secara lebih luas.
C.    Prinsip-prinsip dan Karakteristik Penilaian Portofolio
Proses penilaian portofolio menuntut terjadinya interaksi multiarah, yaitu dari guru ke peserta didik, dari peserta didik ke guru, dan antar peserta didik. Direktorat PLP Ditjen Dikdasmen Depdiknas (2003) mengemukakan pelaksanaan penilaian portofolio hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip “mutual trust, confidentiality, joint ownership, satisfaction, and relevance.
1.      Mutual trust (saling mempercayai), artinya jangan ada saling mencurigai antara guru dengan peserta didik maupun antar peserta didik. Mereka harus sama-sama saling percaya, saling membutuhkan, saling membantu, terbuka, jujur, dan adil sehingga dapat membangun suasana penilaian yang lebih kondusif.
2.      Confidentiality (kerahasiaan bersama), artinya guru harus menjaga kerahasiaan semua hasil pekerjaan peserta didik dan dokumen yang ada, baik perseorangan maupun kelompok, tidak boleh diberikan atau diperlihatkan kepada siapa pun sebelum diadakan pameran. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik yang mempunyai kelemahan tidak merasa dipermalukan.
3.      Joint Ownership (milik bersama), artinya semua hasil pekerjaan peserta didik dan dokumen yang ada harus menjadi milik bersama antara guru dan peserta didik karena itu harus dijaga bersama, baik penyimpanannya maupun penempatannya. Hal ini dimaksudkan juga untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab peserta didik.
4.      Satisfaction (kepuasan), artinya semua dokumen dalam rangka pencapaian standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator harus dapat memuaskan semua pihak baik guru, orang tua maupun peserta didik, karena dokumen tersebut merupakan bukti karya terbaik peserta didik sebagai hasil pembinaan guru.
5.      Relevance (kesesuaian), artinya dokumen yang ada harus sesuai dengan standart kompetensi, kompetensi dasar, indikator yang diharapkan. Kesesuaian ini pada gilirannya berkaitan dengan prinsip kepuasan.
Prinsip penilaian portofolio yang lain adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan refleksi bersama-sama. Peserta didik dapat merefleksikan tentang proses berpikir mereka sendiri, kemampuan pemahaman mereka sendiri, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Tidak hanya itu, penilaian portofolio juga harus diarahkan untuk menilai proses belajar peserta didik, seperti catatan perilaku harian, sikap dan motivasi belajar, antusias tidaknya dalam mengikuti pelajaran, baik dalam kegiatan belajar kelompok maupun individual. Bukan hanya proses belajar, tetapi juga harus menilai hasil akhir suatu tugas yang diberikan oleh guru.
Ø Karakteristik Penilaian Portofolio
Sebagaimana telah penulis kemukakan bahwa penilaian portofolio dilakukan sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang berbasis portofolio (portofolio-based instruction). Kalau guru menggunakan model pembelajaran tradisional, tentu guru akan kesulitan melakukan penilain portofolio, terutama dalam mengembangakan instrumen penilaiannya. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran portofolio tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas. Implikasinya adalah hasil pekerjaan peserta didik yang dinilai melalui penilaian portofolio adalah hasil pekerjaan peserta didik yang dilakukan baik di kelas maupun di luar kelas sesuai dengan tuntutan kompetensi dasarnya, tidak hanya dalam dimensi proses, tetapi juga dimensi produk.
Di samping itu, melalui penilaian portofolio peserta didik dapat memantau perkembangan kemampuannya secara mandiri, menunjukkan cara belajar yang berbeda antara seorang peserta didik dengan peserta didik lainnya , menunjukkan kualitas hasil pekerjaannya, menunjukkan kelebihan yang mereka miliki, mengembangakan kemampuan bersosialisasi, dan motivasi dirinya untuk lebih gita melakukan kegiatan belajar, memberikan peluang yang besar bagi peserta didik untuk melakukan dialog dengan guru dan orang tuanya secara intensif tentang kelebihan dan kekurangan.
Menurut Barton dan Collins dalam S. Surapranata dan M. Hatta (2004) terdapat beberapa karakteristik esensial penilaian portofolio, yaitu multisumber, autentik, dinamis, eksplisit, integrasi, kepemilikan, dan beragam tujuan.
Multisumber dimaksudkan pelaksanan penilaian portofolio harus dilakukan dari berbagai sumber, seperti peserta didik, guru, orang tua, masyarakat dan avidance lainnya. Seperti gambar, lukisan, jurnal, audio, dan video tape, baik secara tertulis maupun tindakan. Evidence yang dimaksud haruslah autentik dan berhubungan dengan program pembelajaran, kegiatan, standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang hendak di capai. Misalnya, jika guru ingin mengetahuai kemampuan peserta didik tentang keterampilan komputer, maka guru harus menilai secara langsung setiap peserta didik dalam menggunakan omputer, bukan dengan cara memberi tes tertulis tentang pengetahuan computer. Begitu juga, ketika guru ingin mengetahui kemampuan peserta didik dalam melaksankan Senam Kesehatan Jasmani, tentunya guru harus melihat secara langsung bagaimana peserta didik menunjukkan atau mempraktikkan gerakan-gerakan Senam Kesehatan Jasmani, bukan memberikan tes tertulis tentang cara-cara melaksanakan Senam Kesehatan Jasmani.
Di samping itu, penilaian portofolio menuntut adanya pertumbuhan dan perkembangan dari setiap peserta didik. Oleh sebab itu, sebainya setiap evidence dari waktu ke waktu harus dikumpulkan dan didokumentasikan.
Hal yang sangat penting dalam penilaian portofolio adalah adanya rasa memiliki bagi setiap peserta didik terhadap semua evidence yang dikumpulkan guru, sehingga peserta didik dapat menjaga dengan baik semua evidence. Pelaksanaan penilaian portofolio bukan hanya mengacu kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik, tetapi juga tujuan-tujuan lain yang bernanfaat bagi program pembelajaran, seperti keefektifan program, perkembangan peserta didik, dan dapat dijadikan alat komunikasi peserta didik dan dapat dijadikan alat komunikasi peserta didik ke berbagai pihak yang berkepentingan.
D.    Jenis dan Bahan Penilaian Portofolio
Jenis penilaian portofolio akan memberikan pemahaman tentang perlunya penggunaan penilaian portofolio secara bervariasi sesuai dengan jenis kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Artinya, hasil belajar peserta didik tidak dapat diukur hanya dengan satu jenis penilaian saja melainkan harus menggunakan berbagai jenis penilaian. Di samping itu, setiap jenis portofolio mempunyai instrument yang berbeda. Dengan demikian, guru harus memiliki kecakapan khusus bagaimana mengembangan berbagai instrument dalam setiap jenis penilaian portofolio.
Apabila dilihat dari jumlah peserta didik, maka penilaian portofolio dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu portofolio perseorangan dan portofolio kelompok. Jika dilihat dari system, portofolio dapat dibagi dua jenis, yaitu portofolio proses dan portofolio produk.
Portofolio perseorangan merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik secara perseorangan, dan portofolio kelompok merupakan kumpulan hasil karya sekelompok peserta didik atau kelas tertentu.
1.      Portofolio proses
Jenis portofolio proses menunjukan tahapan belajar dan menyajikan catatan perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu. Portofolio proses menunjukkan kegiatan pembelajaran  untuk mencapai standar kompetensi, kompetensi dasar, dan sekumpulan indikator yang telah ditetapkan pada kurikulum, serta menunjukkan semua hasil dari awal sampai dengan akhir selama kurun waktu tertentu.
Tujuan menggunakan portofolio proses adalah untuk membantu peserta didik mengidentifikasi tujuan pembelajaran, perkembangan hasil belajar dari waktu ke waktu,dan menunjukkan pencapaian hasil belajar. Pendekatan ini lebih menekankan pada peserta didik belajar, berkreasi, termasuk mulai dari draft awal, bagaimana proses awall itu terjadi, dan tentunya sepanjang peserta didik dinilai.
Salah satu bentuk portofolio proses adalah portofolio kerja (working portfolio), yaitu bentuk yang digunakan untuk memilih koleksi avidence peserta didik, memantau kemajuan atau perkembangan, dan menilai peserta didik dalam mengelola kegiatan belajar mereka sendiri. Peserta didik mengumpulkan semua hasil kerja termasuk coretan-coretan (sketsa), buram, catatan, kumpulan untuk rangsangan,buram setengah jadi, dan pekerjaan yang sudah selesai. Portofolio kerja bermanfaat bagi peserta didik terutama untuk untuk memberikan informasi tentang bagaimana mengorganisasikan dan mengelola kerja, merefleksi dari pencapaiannya, memantau perkembangan, dan menetapkan tujuan dan arahan.
2.      Portofolio produk
Jenis penilain portofolio ini hanya menekankan pada penguasaan (masteri) dari tugas yang dituntut dalam standar kompetensi, kompetensi dasar dan sekumpulan indicator pencapaian hasil belajar, serta hanya menunjukkan evidenceyang paling baik, tanpa memeperhatikan bagaimana dan kapan evidencetersebut diperoleh. Tujuan portofolio produk adalah untuk mendokumentasikan dan merefleksikan kualitas prestasi yang telah dicapai. Contoh portofolio produk adalah portofolio tampilan (show portfolio) dan portofolio dokumentasi (documentary portfolio).
a.       Portofolio tampilan
Portofolio bentuk ini merupakan sekumpulan hasil karya peserta didik atau dokumen terseleksi yang dipersiapkan untuk ditampilkan kepada umum. Misalnya, mempertanggungjawabkan suatu proyek, menyelenggarakan pameran, atau mempertahankan suatu konsep. Portofolio ini sangat bermanfaat jika guru ingin mengetahui kemampuan peserta didik yang sesungguhnya ketepatan isi portofolio mengacu pada kompetensi yang telah ditetapkan. Bentuk ini biasanya digunakan untuk tujuan pertanggungjawaban (accountability). Syarat pokok yang harus dipenuhi oleh peserta didik dalam portofolio tampilan adaah keaslian evidence. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh peserta didik dan guru, yaitu :
1.      Peserta didik harus menandatangani lembar pertanyaan keaslian .
2.      Peserta didik memberikan penghargaan kepada semu sumber yang telah membantu, termasuk identitasnya serta bentuk bantuan yang diberikan.
3.      Guru harus melihat perencanaan, draft pekerjaan peserta didik, dan catatan selama proses berlangsung.
4.      Guru harus betul-betul mengamati bagaimana peserta didik menampilkan hasil pekerjaan mereka.
b.      Portofolio dokumen.
Portofolio dokumen menyediakan informasi baik secara proses maupun produk yang dihasilkan oleh peserta didik. Portofolio ini digunakan untuk memilih koleksi evidence peserta didik yang sesuia dengan kompetensi dan akan dijadikan dasar penilaian. Evidence peserta didik yang digunakan dalam portofolio dokumentasi dapat berasal dari catatan guru atau kombinasi antara catatan guru dengan kegiatan peserta didik. Model portofolio ini bermanfaat bagi peserta didik dan orang tua untuk mengetahui kemajuan hasil belajar, kelebihan dan kekurangan peserta didik dalam belajar secara perseorangan.
Ø  Bahan-Bahan Penilaian Portofolio.
Pada prinsipnya, setiap tindakan belajar peserta didik harus diberikan penghargaan. Tujuannya adalah untuk memberikan pengutan dan semangat belajar. Penghargaan tersebut dapat berbentuk tulisan atau lisan. Semua penghargaan tersebut dapat dijadikan bahan penilaian portofolio. Bahan penilaian portofolio biasa juga diambil dari hasil pekerjaan peserta didik, seperti lembar kerja siswa, hasil ranngkuman, gambar, klipping, hasil kerja kelompok, hasil tes, buku catatan dan hal-hal yang menyangkut pribadi peserta didik. Disamping itu, bahan penilaian portofolio dapat diperoleh dari alat-alat audio-visual, video atau disket. Secara keseluruhan, bahan-bahan penilaian portofolio dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagaian, yaitu :
1.      Penghargaan yang diperoleh peserta didik, baik tertulis maupun lisan, seperti sertifikat hasil lomba atau catatan guru tentang penghargaan lisan yang pernah diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
2.      Hasil pekerjaan peserta didik, seperti lembar kerja siswa, klipping, gambar, hasil ulangan, hasil kerja kelompok, dan hasil rangkuman.
3.      Catatan atau laporan dari orang tua peserta didik atau teman sekelas.
4.      Catatan pribadi peserta didik, seperti bukti kehadiran, hasil presentasi dari tugas-tugas yang dikerjakan, catatan-catatan kejadian khusus (anecdotal records), dan daftar kehadiran.
Bahan-bahan lain yang relevan, yaitu bahan yang dapat memberikan informasi tentang perkembangan yang dialami peserta didik dan bahan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan tentang kurikulum dan pembelajaran. Alat-alat audio visual, video atau disket.











BAB III
PENUTUP

A.    SIMPULAN
Secara umum, portofolio merupakan kumpulan dokumen berupa objek penilaian yang dipakai oleh seseorang, kelompok, lembaga, organisasi atau perusahaan yang bertujuan untuk mendokumentasikan dan menilai perkembangan suatu proses. Portofolio juga dapat digunakan oleh peserta didik untuk mengumpulkan semua dokumen dari ilmu pengetahuan yang telah dipelajari, baik di kelas, di halaman sekolah atau di luar sekolah. Portofolio sebagai suatu wujud benda fisik, atau kumpulan suatu hasil (bukti) dari suatu kegiatan, yakni kumpulan dokumentasi atau hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan dalam suatu bundle. Jadi penilaian portofolio merupakan suatu pendekatan dalam penilaian kinerja peserta didik atau digunakan untuk menilai kinerja.
Ada beberapa tujuan penilaian portofolio, yaitu menghargai perkembangan peserta didik, mendokumentasikan proses pembelajaran, memberi perhatian pada prestasi kerja, merefleksikan kesanggupan mengambil risiko dan melakukan eksperimentasi, meningkatkan efektivitas proses pembelajaran, bertukar informasi antara orang tua peserta didik dengan guru lain, mempercepat pertumbuhan kemampuan refleksi diri, membantu peserta didik merumuskan tujuan.
Fungsi penilaian portofolio ada empat, yaitu sumber informasi bagi guru, sebagai alat pembelajaran, sebagai alat penilaian autentik, sebagai self-assessment bagi peserta didik.
Dalam penilaian portofolio hendaknya memperhatikan beberapa  prinsip, yaitu mutual trust, confidentiality, joint ownership, satisfaction, and relevance. Jenis-jenis portofolio ada dua, yaitu portofolio proses dan portofolio produk. Sedangkan bahan penilaian portofolio dapat diperoleh dari alat-alat audio-visual, video atau disket. Secara keseluruhan, bahan-bahan penilaian portofolio dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagaian, yaitu : 1) Penghargaan yang diperoleh peserta didik, baik tertulis maupun lisan, 2) Hasil pekerjaan peserta didik, 3) Catatan atau laporan dari orang tua peserta didik atau teman sekelas, 4) Catatan pribadi peserta didik.



B.     SARAN
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan dari segi literatur. Untuk itu Penulis mengharapkan kritikan terhadap makalah ini baik dari isi maupun dari penyusunan kata–kata dan bentuk penulisannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar