BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Para pakar pendidikan dan psikologi
di Indonesia banyak memberikan pandangan dan analisisnya terhadap mutu
pendidikan, tetapi hingga saat ini tidak pernah tuntas, bahkan muncul
masalah-masalah pendidikan yang baru. Masalah mutu pendidikan yang banyak
dibicarakan adalah rendahnya hasil belajar peserta didik. Padahal kita
tahu, bahwa hasil belajar banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain
sikap dan kebiasaan belajar, fasilitas belajar, motivasi, minat, bakat,
pergaulan, lingkungan keluarga, dan yang tak kalah pentingnya adalah kemampuan
profesional guru dalam melakukan penilaian hasil belajar itu sendiri.
Menyinggung tentang kemampuan
profesional guru dalam melakukan penilaian proses dan hasil belajar, memang
masih sangat kurang. Kebanyakan guru melakukan penilaian lebih menekankan pada
hasil belajar, sedangkan proses belajar kurang diperhatikan bahkan
cenderung diabaikan. Padahal, proses belajar sangat menentukan hasil
belajar. Disamping itu, guru-guru juga terbiasa dengan kegiatan-kegiatan
penilaian rutin yang sifatnya praktis dan ekonomis sehingga tidak heran jika
guru banyak menggunakan soal yang sama dari tahun ke tahun. Hal ini sudah
dialami oleh mereka (guru) sejak mulai bekerja sebagai guru sampai sekarang.
Sebenarnya guru pun sering mengikuti pelatihan tentang evaluasi pembelajaran
atau penilaian hasil belajar, tetapi setelah pelatihan, mereka tetap
kembali ke habitat semula, yaitu memberikan tes tertulis, baik dalam formatif
maupun sumatif, tanpa melakukan variasi, perbaikan, penyempurnaan atau inovasi
dalam pelaksaan penilaian.
Mengingat cara-cara penilaian
selama ini terdapat banyak kelemahan, maka sejak diberlakukannya Kurikulum
Berbasis Kompetemsi 2004, diperkenalkan suatu konsep penilaian baru yang
disebut “penilaian berbasis kelas” (classroom-based assessment) dengan salah
satu model atau pendekatannya adalah “penilaian berbasis portofolio”
(portofolio-based assessment), yaitu suatu model penilaian yang dilakukan
secara sistematis dan logis untuk mengungkapkan dan menilai peserta didik
secara komprehensif, objektif, akurat, dan sesuai dengan bukti-bukti autentik
(dokumen) yang dimiliki peserta didik. Implikasi pemberlakuan Kurikulum 2004
(Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 terhadap pola penilaian pembelajaran di
sekolah adalah: Pertama, guru dan kepala sekolah harus
berperan sebagai pembuat keutusan (decision maker) dalam perencanaan
dan pelaksanaan kurikulum, termasuk proses pembelajaran.
Kedua, guru harus menyusun silabus yang menjamin terlaksananya
proses pembelajran yang terarah dan bermakna. Ketiga, guru harus
melakukan continous-authentic assessment yang menjamin ketuntasan
belajar dan pencapaian kompetensi peserta didik. Dan pada makalah ini,
kita akan membahas mengenai penilaian portofolio pada proses pembelajaran
di kelas.
B.
Rumusan
masalah
1. Apa
Pengertian Penilaian Portofolio?
2. Apa
Tujuan dan Fungsi Penilaian Portofolio?
3. Bagaimana
Prinsip dan Karakteristik Penilaian Portofolio?
4. Apa
Jenis dan Bahan Penilaian Portofolio?
C.
Tujuan
1. Untuk
Mengetahui Pengertian Penilaian Portofolio.
2. Untuk
Mengetahui Tujuan dan Fungsi Penilaian Portofolio.
3. Untuk
Mengetahui Prinsip dan Karakteristik Penilaian
Portofolio.
4. Untuk
Mengetahui Jenis dan Bahan Penilaian Portofolio.
D.
Manfaat
1. Bagi
mahasiswa dapat mengetahui secara luas tentang evaluasi penilaian portofolio.
2. Bagi
pembaca umum dapat memberikan informasi yang lebih rinci mengenai cara penilaian portofolio.
3. Bagi
guru atau dosen dapat dijadikan salah satu referensi dalam memberikan materi pelajaran kepada siswa dan dapat
diterapkan dalam pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Penilaian Portofolio
Istilah portofolio (portfolio)
pertama kali digunakan oleh kalangan potografer dan artis. Melalui portofolio,
para potografer dapat
memperlihatkan prospektif pekerjaan mereka kepada pelanggan dengan menunjukkan
koleksi pekerjaan yang dimilikinya. Secara umum, portofolio merupakan kumpulan
dokumen berupa objek penilaian yang dipakai oleh seseorang, kelompok, lembaga, organisasi
atau perusahaan yang bertujuan untuk mendokumentasikan dan menilai perkembangan
suatu proses. Dalam dunia usaha, portofolio banyak digunakan untuk menilai
keefektifan suatu proses produksi dari jenis produk tertentu. Dalam dunia
pendidikan, portofolio dapat digunakan guru untuk melihat perkembangan peserta
didik dari waktu ke waktu berdasarkan kumpulan hasil karya sebagai bukti dari
suatu kegiatan pembelajaran. Portofolio juga dapat dipandang sebagai suatu
proses sosial pedagogis, yaitu sebagai collection of learning experience yang
terdapat di dalam pikiran peserta didik, baik yang berwujud pengetahuan
(cognitive), keterampilan (psychomotor) maupun sikap dan nilai (affective). Artinya,
portofolio bukan hanya berupa benda nyata, melainkan mencakup “segala
pengalaman batiniah” yang terjadi pada diri peserta didik. Portofolio juga
dapat digunakan oleh peserta didik untuk mengumpulkan semua dokumen dari ilmu
pengetahuan yang telah dipelajari, baik di kelas, di halaman sekolah atau di
luar sekolah.
Menurut para ahli, portofolio
memiliki beberapa pengertian. Ada yang memandang sebagai benda atau alat, dan ada pula yang
memandang sebagai metode/teknik/cara. Portofolio sebagai suatu wujud benda
fisik, atau kumpulan
suatu hasil (bukti) dari suatu kegiatan,
yakni kumpulan dokumentasi atau hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan
dalam suatu bundel. Misalnya bundelan hasil kerja peserta didik mulai dari tes
awal, tugas-tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan
tugas terstruktur, sampai pada tes akhir. Penilaian portofolio beda dengan
jenis penilaian yang lain. Penilaian portofolio adalah suatu pendekatan atau
model penilaian yang bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam
membangun dan merefleksi suatu pekerjaan atau karya melalui pengumpulan
(collection) bahan-bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang dibangun
oleh peserta didik, sehingga hasil pekerjaan tersebut dapat dinilai dan
dikomentasi
oleh guru dalam periode tertentu. Jadi penilaian portofolio merupakan suatu
pendekatan dalam penilaian kinerja peserta didik atau digunakan untuk menilai
kinerja.
Di dalam file portofolio, guru
mengumpulkan bukti fisik dan catatan prestasi peserta didik, seperti hasil
ulangan, hasil tugas mandiri, serta hasil praktikum. Selain prestasi akademik,
isi file juga dapat dikolaborasi
dengan lembar catatan
prestasi nonakademik, yakni rekaman profile peserta didik yang meliputi aspek
kerajinan, kerapian, ketertiban, kejujuran, kemampuan kerja sama, sikap, dan solidaritas.
B.
Tujuan
dan
Fungsi Penilaian
Portofolio
Ø Tujuan Penilaian Portofolio
1. Menghargai perkembangan peserta didik.
2. Mendokumentasikan proses pembelajaran.
3. Memberi perhatian pada prestasi kerja.
4. Merefleksikan kesanggupan mengambil risiko dan
melakukan eksperimentasi.
5. Meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.
6. Bertukar informasi antara orang tua peserta didik
dengan guru lain.
7. Mempercepat pertumbuhan kemampuan refleksi diri.
8. Membantu peserta didik merumuskan tujuan.
Ø Fungsi Penilaian Portofolio
Fungsi
Penilaian
Portofolio
|
Sumber
Informasi bagi Guru
|
Sebagai
Alat Pembelajaran
|
Sebagai
Alat Penilaian Autentik
|
Sebagai
Self-Assessment bagi Peserta Didik
|
Selanjutnya, Direktorat PLP-Ditjen
Dikdasmen-Depdiknas (2003) mengemukakan bahwa penilaian portofolio dapat digunakan
untuk: (a) memperlihatkan perkembangan pemikiran atau pemahaman siswa pada
periode waktu tertentu, (b) menunjukkan suatu pemahaman dari beberapa konsep,
topik, dan isu yang diberikan, (c) mendemonstrasikan perbedaan bakat (d)
mendemonstrasikan kemampuan untuk memproduksi atau mengkreasi suatu pekerjaan
baru secara orisinil, (e) mendokumentasikan kegiatan selama periode waktu
tertentu, (f) mendemonstrasikan
kemampuan menampilkan suatu karya seni, (g) mendemontrasikan kemampuan
mengintegrasikan teori dan praktik, dan (h) merefleksikan nilai-nilai
individual atau pandangan dunia secara lebih luas.
C.
Prinsip-prinsip
dan
Karakteristik Penilaian
Portofolio
Proses penilaian portofolio
menuntut terjadinya interaksi multiarah, yaitu dari guru ke peserta didik, dari
peserta didik ke guru, dan antar peserta didik. Direktorat PLP Ditjen Dikdasmen
Depdiknas (2003) mengemukakan pelaksanaan penilaian portofolio hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip “mutual
trust, confidentiality, joint ownership, satisfaction, and relevance.
1.
Mutual
trust (saling mempercayai), artinya jangan ada
saling mencurigai antara guru dengan peserta didik maupun antar peserta didik.
Mereka harus sama-sama saling percaya, saling membutuhkan, saling membantu,
terbuka, jujur, dan adil sehingga dapat membangun suasana penilaian yang lebih
kondusif.
2.
Confidentiality
(kerahasiaan bersama), artinya guru
harus menjaga kerahasiaan semua hasil pekerjaan peserta didik dan dokumen yang
ada, baik perseorangan maupun kelompok, tidak boleh diberikan atau
diperlihatkan kepada siapa pun sebelum diadakan pameran. Hal ini dimaksudkan
agar peserta didik yang mempunyai kelemahan tidak merasa dipermalukan.
3.
Joint
Ownership (milik bersama), artinya semua hasil
pekerjaan peserta didik dan dokumen yang ada harus menjadi milik bersama antara
guru dan peserta didik karena itu harus dijaga bersama, baik penyimpanannya
maupun penempatannya. Hal ini dimaksudkan juga untuk menumbuhkan rasa tanggung
jawab peserta didik.
4.
Satisfaction
(kepuasan), artinya semua dokumen dalam
rangka pencapaian standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator harus
dapat memuaskan semua pihak baik guru, orang tua maupun peserta didik, karena
dokumen tersebut merupakan bukti karya terbaik peserta didik sebagai hasil
pembinaan guru.
5.
Relevance
(kesesuaian), artinya dokumen yang ada
harus sesuai dengan standart kompetensi, kompetensi dasar, indikator yang
diharapkan. Kesesuaian ini pada gilirannya berkaitan dengan prinsip kepuasan.
Prinsip penilaian portofolio yang
lain adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan refleksi
bersama-sama. Peserta didik dapat merefleksikan tentang proses berpikir mereka
sendiri, kemampuan pemahaman mereka sendiri, pemecahan masalah, dan pengambilan
keputusan. Tidak hanya itu, penilaian portofolio juga harus diarahkan untuk
menilai proses belajar peserta didik, seperti catatan perilaku harian, sikap
dan motivasi belajar, antusias tidaknya dalam mengikuti pelajaran, baik dalam
kegiatan belajar kelompok maupun individual. Bukan hanya proses belajar, tetapi
juga harus menilai hasil akhir suatu tugas yang diberikan oleh guru.
Ø Karakteristik
Penilaian Portofolio
Sebagaimana telah penulis kemukakan
bahwa penilaian portofolio dilakukan sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang
berbasis portofolio (portofolio-based
instruction). Kalau guru menggunakan model pembelajaran tradisional, tentu
guru akan kesulitan melakukan penilain portofolio, terutama dalam
mengembangakan instrumen penilaiannya. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran
portofolio tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas.
Implikasinya adalah hasil pekerjaan peserta didik yang dinilai melalui
penilaian portofolio adalah hasil pekerjaan peserta didik yang dilakukan baik
di kelas maupun di luar kelas sesuai dengan tuntutan kompetensi dasarnya, tidak
hanya dalam dimensi proses, tetapi juga dimensi produk.
Di samping itu, melalui penilaian
portofolio peserta didik dapat memantau perkembangan kemampuannya secara
mandiri, menunjukkan cara belajar yang berbeda antara seorang peserta didik
dengan peserta didik lainnya , menunjukkan kualitas hasil pekerjaannya,
menunjukkan kelebihan yang mereka miliki, mengembangakan kemampuan
bersosialisasi, dan motivasi dirinya untuk lebih gita melakukan kegiatan
belajar, memberikan peluang yang besar bagi peserta didik untuk melakukan
dialog dengan guru dan orang tuanya secara intensif tentang kelebihan dan
kekurangan.
Menurut Barton dan Collins dalam S.
Surapranata dan M. Hatta (2004) terdapat beberapa karakteristik esensial
penilaian portofolio, yaitu multisumber, autentik, dinamis, eksplisit,
integrasi, kepemilikan, dan beragam tujuan.
Multisumber dimaksudkan pelaksanan
penilaian portofolio harus dilakukan dari berbagai sumber, seperti peserta
didik, guru, orang tua, masyarakat dan avidance
lainnya. Seperti gambar, lukisan, jurnal, audio, dan video tape, baik secara tertulis maupun tindakan. Evidence yang
dimaksud haruslah autentik dan berhubungan dengan program pembelajaran,
kegiatan, standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang hendak di
capai. Misalnya, jika guru ingin mengetahuai kemampuan peserta didik tentang keterampilan komputer, maka guru
harus menilai secara langsung setiap peserta didik dalam menggunakan omputer,
bukan dengan cara memberi tes tertulis tentang pengetahuan computer. Begitu
juga, ketika guru ingin mengetahui kemampuan peserta didik dalam melaksankan
Senam Kesehatan Jasmani, tentunya guru harus melihat secara langsung bagaimana
peserta didik menunjukkan atau mempraktikkan gerakan-gerakan Senam Kesehatan
Jasmani, bukan memberikan tes tertulis tentang cara-cara melaksanakan Senam
Kesehatan Jasmani.
Di samping itu, penilaian
portofolio menuntut adanya pertumbuhan dan perkembangan dari setiap peserta
didik. Oleh sebab itu, sebainya setiap evidence
dari waktu ke waktu harus dikumpulkan dan didokumentasikan.
Hal yang sangat penting dalam
penilaian portofolio adalah adanya rasa memiliki bagi setiap peserta didik
terhadap semua evidence yang dikumpulkan guru, sehingga peserta didik dapat
menjaga dengan baik semua evidence. Pelaksanaan penilaian portofolio bukan
hanya mengacu kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik, tetapi juga
tujuan-tujuan lain yang bernanfaat bagi program pembelajaran, seperti
keefektifan program, perkembangan peserta didik, dan dapat dijadikan alat
komunikasi peserta didik dan dapat dijadikan alat komunikasi peserta didik ke
berbagai pihak yang berkepentingan.
D.
Jenis
dan
Bahan Penilaian
Portofolio
Jenis penilaian portofolio akan
memberikan pemahaman tentang perlunya penggunaan penilaian portofolio secara
bervariasi sesuai dengan jenis kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Artinya, hasil belajar
peserta didik tidak dapat diukur hanya dengan satu jenis penilaian saja
melainkan harus menggunakan berbagai jenis penilaian. Di samping itu, setiap jenis
portofolio mempunyai instrument yang berbeda. Dengan demikian, guru harus
memiliki kecakapan khusus bagaimana mengembangan berbagai instrument dalam
setiap jenis penilaian portofolio.
Apabila dilihat dari jumlah peserta
didik, maka penilaian portofolio dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
portofolio perseorangan dan portofolio kelompok. Jika dilihat dari system,
portofolio dapat dibagi dua jenis, yaitu portofolio proses dan portofolio
produk.
Portofolio perseorangan merupakan
kumpulan hasil kerja peserta didik secara perseorangan, dan portofolio kelompok
merupakan kumpulan hasil karya sekelompok peserta didik atau kelas tertentu.
1. Portofolio
proses
Jenis portofolio proses menunjukan
tahapan belajar dan menyajikan catatan perkembangan peserta didik dari waktu ke
waktu. Portofolio proses menunjukkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan sekumpulan indikator
yang telah ditetapkan pada kurikulum, serta menunjukkan semua hasil dari awal
sampai dengan akhir selama kurun waktu
tertentu.
Tujuan menggunakan portofolio
proses adalah untuk membantu peserta didik mengidentifikasi tujuan
pembelajaran, perkembangan hasil belajar dari waktu ke waktu,dan menunjukkan
pencapaian hasil belajar. Pendekatan ini lebih menekankan pada peserta didik
belajar, berkreasi, termasuk mulai dari draft awal, bagaimana proses awall itu terjadi, dan
tentunya sepanjang
peserta didik dinilai.
Salah satu bentuk portofolio proses
adalah portofolio kerja (working
portfolio), yaitu bentuk yang digunakan untuk memilih koleksi avidence
peserta didik, memantau kemajuan atau perkembangan, dan menilai peserta didik
dalam mengelola kegiatan belajar mereka sendiri. Peserta didik mengumpulkan
semua hasil kerja termasuk coretan-coretan (sketsa), buram, catatan, kumpulan
untuk rangsangan,buram setengah jadi, dan pekerjaan yang sudah selesai.
Portofolio kerja bermanfaat bagi peserta didik terutama untuk untuk memberikan
informasi tentang bagaimana mengorganisasikan dan mengelola kerja, merefleksi
dari pencapaiannya, memantau perkembangan, dan menetapkan tujuan dan arahan.
2. Portofolio
produk
Jenis penilain portofolio ini hanya
menekankan pada penguasaan (masteri) dari tugas yang dituntut dalam standar
kompetensi, kompetensi dasar dan sekumpulan indicator pencapaian hasil belajar,
serta hanya menunjukkan evidenceyang
paling baik, tanpa memeperhatikan bagaimana dan kapan evidencetersebut diperoleh. Tujuan portofolio produk adalah untuk
mendokumentasikan dan
merefleksikan kualitas prestasi yang telah dicapai. Contoh portofolio produk
adalah portofolio tampilan (show
portfolio) dan portofolio dokumentasi (documentary
portfolio).
a. Portofolio
tampilan
Portofolio bentuk ini merupakan
sekumpulan hasil karya peserta didik atau dokumen terseleksi yang dipersiapkan untuk
ditampilkan kepada umum. Misalnya, mempertanggungjawabkan suatu proyek,
menyelenggarakan pameran, atau mempertahankan suatu konsep. Portofolio ini
sangat bermanfaat jika guru ingin mengetahui kemampuan peserta didik yang
sesungguhnya ketepatan isi portofolio mengacu pada kompetensi yang telah
ditetapkan. Bentuk ini biasanya digunakan untuk tujuan pertanggungjawaban (accountability). Syarat pokok yang harus
dipenuhi oleh peserta didik dalam portofolio tampilan adaah keaslian evidence. Untuk itu, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan oleh peserta didik dan guru, yaitu :
1. Peserta
didik harus menandatangani lembar pertanyaan keaslian .
2. Peserta
didik memberikan penghargaan kepada semu sumber yang telah membantu, termasuk
identitasnya serta bentuk bantuan yang diberikan.
3. Guru
harus melihat perencanaan, draft pekerjaan peserta didik, dan catatan selama
proses berlangsung.
4. Guru
harus betul-betul mengamati bagaimana peserta didik menampilkan hasil pekerjaan
mereka.
b. Portofolio
dokumen.
Portofolio dokumen menyediakan
informasi baik secara proses maupun produk yang dihasilkan oleh peserta didik.
Portofolio ini digunakan untuk memilih koleksi evidence peserta didik yang
sesuia dengan kompetensi dan akan dijadikan dasar penilaian. Evidence peserta
didik yang digunakan dalam portofolio dokumentasi dapat berasal dari catatan
guru atau kombinasi antara catatan guru dengan kegiatan peserta didik. Model
portofolio ini bermanfaat bagi peserta didik dan orang tua untuk mengetahui
kemajuan hasil belajar, kelebihan dan kekurangan peserta didik dalam belajar
secara perseorangan.
Ø Bahan-Bahan
Penilaian Portofolio.
Pada prinsipnya, setiap tindakan
belajar peserta didik harus diberikan penghargaan. Tujuannya adalah untuk
memberikan pengutan dan semangat belajar. Penghargaan tersebut dapat berbentuk
tulisan atau lisan. Semua penghargaan tersebut dapat dijadikan bahan penilaian
portofolio. Bahan penilaian portofolio biasa
juga diambil dari hasil pekerjaan peserta didik, seperti lembar kerja siswa,
hasil ranngkuman, gambar, klipping, hasil kerja kelompok, hasil tes, buku
catatan dan hal-hal yang menyangkut pribadi peserta didik. Disamping itu, bahan
penilaian portofolio dapat
diperoleh dari alat-alat audio-visual, video atau disket. Secara keseluruhan,
bahan-bahan penilaian portofolio dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagaian,
yaitu :
1. Penghargaan
yang diperoleh peserta didik, baik tertulis maupun lisan, seperti sertifikat
hasil lomba atau catatan guru tentang penghargaan lisan yang pernah diberikan
kepada peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
2. Hasil
pekerjaan peserta didik,
seperti lembar kerja siswa, klipping, gambar, hasil ulangan, hasil kerja
kelompok, dan hasil rangkuman.
3. Catatan atau laporan dari orang tua
peserta didik atau teman sekelas.
4. Catatan
pribadi peserta didik, seperti bukti kehadiran, hasil presentasi dari
tugas-tugas yang dikerjakan, catatan-catatan kejadian khusus (anecdotal records), dan daftar
kehadiran.
Bahan-bahan lain yang relevan,
yaitu bahan yang dapat memberikan informasi tentang perkembangan yang dialami
peserta didik dan bahan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan tentang kurikulum dan pembelajaran. Alat-alat audio visual,
video atau disket.
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Secara umum, portofolio merupakan
kumpulan dokumen berupa objek penilaian yang dipakai oleh seseorang, kelompok, lembaga, organisasi
atau perusahaan yang bertujuan untuk mendokumentasikan dan menilai perkembangan
suatu proses. Portofolio
juga dapat digunakan oleh peserta didik untuk mengumpulkan semua dokumen dari
ilmu pengetahuan yang telah dipelajari, baik di kelas, di halaman sekolah atau
di luar sekolah. Portofolio
sebagai suatu wujud benda fisik, atau kumpulan
suatu hasil (bukti) dari suatu kegiatan,
yakni kumpulan dokumentasi atau hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan
dalam suatu bundle. Jadi
penilaian portofolio merupakan suatu pendekatan dalam penilaian kinerja peserta
didik atau digunakan untuk menilai kinerja.
Ada beberapa tujuan
penilaian portofolio, yaitu menghargai
perkembangan peserta didik, mendokumentasikan
proses pembelajaran, memberi
perhatian pada prestasi kerja, merefleksikan
kesanggupan mengambil risiko dan melakukan eksperimentasi, meningkatkan
efektivitas proses pembelajaran, bertukar
informasi antara orang tua peserta didik dengan guru lain, mempercepat pertumbuhan
kemampuan refleksi diri, membantu
peserta didik merumuskan tujuan.
Fungsi penilaian portofolio
ada empat, yaitu sumber informasi bagi guru, sebagai alat
pembelajaran, sebagai
alat penilaian autentik, sebagai
self-assessment bagi peserta didik.
Dalam penilaian
portofolio hendaknya memperhatikan
beberapa prinsip,
yaitu mutual
trust, confidentiality, joint ownership, satisfaction, and relevance. Jenis-jenis portofolio ada dua, yaitu portofolio proses
dan portofolio produk. Sedangkan bahan penilaian
portofolio dapat
diperoleh dari alat-alat audio-visual, video atau disket. Secara keseluruhan,
bahan-bahan penilaian portofolio dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagaian,
yaitu : 1) Penghargaan yang
diperoleh peserta didik, baik tertulis maupun lisan, 2) Hasil pekerjaan peserta
didik, 3) Catatan atau laporan dari orang tua
peserta didik atau teman sekelas,
4) Catatan pribadi peserta didik.
B.
SARAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar